Ulang tahun yang ke-5 Jazz Mben Senen
Selama
ini banyak yang beranggapan bahwa musik jazz adalah musiknya kaum elite dan
mapan, akan tetapi bila kita menengok ke akar jazz boleh dibilang justru jauh bertolak
belakang. Tradisi musik jazz berkembang dari gaya hidup masyarakat kulit hitam
di Amerika yang tertindas sebagai budak. Proses kelahirannya telah
memperlihatkan bahwa musik jazz sangat berhubungan dengan pertahanan hidup dan
ekspresi kehidupan manusia. Dalam perjalanannya kemudian, jazz akhirnya
menjadi bentuk seni musik, baik dalam komposisi tertentu maupun improvisasi,
yang merefleksikan melodi-melodi secara spontan. Musisi jazz biasanya
mengekspresikan perasaannya yang tak mudah dijelaskan, karena musik ini harus
dirasakan dalam hati. “Kalau kau menanyakannya, kau tak akan pernah tahu”
begitu menurut Louis Armstrong, salah seorang legenda musik jazz berkulit
hitam. Musik jazz mulai dikenal di
Indonesia pertama kali pada sekitar tahun 30-an yang dibawa oleh musisi-musisi
dari Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Bukan
hanya mentransfer jazz saja,
mereka juga memperkenalkan instrumen tiup, seperti trumpet, saksofon, kepada penikmat
musik Jakarta. Perkembangan musik Jazz di Indonesia menjadi semakin maju dan
pesat saat semakin banyak pertunjukan bertajuk musik jazz, seperti kita kenal
adanya Java Jazz yang banyak menampilkan musisi jazz baik dalam negeri
maupun mancanegara. Berbeda dengan pertunjukan music jazz yang kerap digelar
sebuah panggung yang megah, sebuah pertunjukan musik sebagai sarana
apresiasi pecinta jazz di Jogja yang rutin diadakan setiap Senin malam sekitar
jam 20.00 - 24.00 WIB di halaman parkir Bentara Budaya Yogyakarta tampak
berbeda. Semua dapat hadir tanpa dipungut biaya untuk menyaksikan dengan
panggung yang sederhana dan dekat dengan penikmat musik jazz seakan musisi dan
audiensnya menjadi satu, Selain itu Jazz Mben Senen digunakan sebagai wadah
"jam session" seluruh musisi dan lebih dari itu, Jazz Mben Senen
membuka diri bagi segala bentuk kesenian untuk berkolaborasi dan berapresiasi,
baik dari dalam negeri mapun mancanegara. Sedikit berbeda dari biasanya,
pertunjukan Jazz Mben Senen yang diselenggarakan pada tanggal 12 Januari 2015
kemarin malam, jumlah musisi yang tampil cukup banyak dan dihidangkannya sajian
ice cream sebagai “teman” untuk menikmati musik jazz selain makanan wajib yaitu
nasi kucing dan minuman kopi sebagai penghangat, apalagi hujan yang mengguyur
kota Jogja sejak sore menambah dinginnya malam itu. Adanya sajian yang cukup
istimewa tersebut ternyata untuk memperingati ulang tahun Jazz Mben Senen yang
ke-5. Ada banyak band yang hadir memeriahkan Jazz Mben Senen malam itu, antara
lain Jiwa, Folkadot, Everyday, Kireina dan banyak lagi. Pementasan Jazz Mben
Senen kali ini ditutup dengan penampilan Endank Soekamti, sebuah band yang
beraliran punk metal.
0 komentar:
Posting Komentar